Model Pengembangan Karakter melalui Sistem Pendidikan Terpadu

Gempuran globalisasi yang mengusung faham liberalisme dan kapitaliasme yang terus menerus di semua sektor memaksa kita untuk memiliki benteng keimanan yang teguh yang berlandasakan spirit kebangsaan, budaya dan keagamaan melalui pendidikan yang tepat dan efektif. Sehingga fokus pada penelitian ini yaitu menemukan sebuah konsep tentang bagaimana pengembangan karakter Islam kaffah anak didik yang dilakukan melalui sistem pendidikan Islam terpadu dengan memperhatikan ideologi kultural edukatif keagamaan yang menjadi landasan filosofinya. Serta bagaimana sistem keterpaduan pendidikan yang diramu dengan kultur edukatif-keagamaan tersebut diimplementasikan pada dataran praksis pada lembaga pendidikan. Demikian papar Dr. Agus Retnanto pada Ujian Terbuka yang digelar pada hari Sabtu (5/01) di Aula PPs UNY.

Dr. Agus berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Model Pengembangan Karakter melalui Sistem Pendidikan Terpadu (Studi Kasus pada Lembaga Pendidikan Insantama Cendikia Bogor dan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Hamfara Yogyakarta)” di hadapan dewan penguji yang terdiri dari Prof. Darmiyati Zuchdi, Ed.D. (Penguji I), Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (Penguji II), Wardan Suyanto, Ed.D. (Ketua), Prof. Zamroni, Ph.D. (Sekretaris), Prof. Dr. Sodiq A. Kuntoro (Promotor I) dan Prof. Dr. Sutrisno (Promotor II) dengan hasil Sangat Memuaskan.

Doktor ke-156 di PPs UNY dan Doktor ke-15 di Prodi IP tersebut lebih lanjut memaparkan bahwa penelitiannya merupakan penelitian kualitatif dengan model naturalistik dengan pendekatan phenomenology. Melalui pendekatan tersebut dilakukan dua tahap yaitu tahap deskriptif dan tahap evaluatif. Tahap deskriptif untuk menggali gagasan pemikiran Sistem Pendidikan Islam Terpadu, sedangkan tahap evaluatif adalah pendekatan deskriptif-analitik, yang kemudian dilanjutkan dengan komparasi. Dalam rangka komparasi ini bersifat evaluasi-kritis terhadap konsep. Hal ini dimaksudkan untuk memberi makna konsep tersebut secara kontekstual. Sehingga melalui metode tersebut dapat ditemukan bahwa konsep Sekolah Islam Terpadu yang mengkonstruksi sistem keterpaduan pendidikan ke dalam tiga aspek keterpaduan, yaitu keterpaduan unsur-unsur pelaksana pendidikan, keterpaduan proses pendidikan, dan keterpaduan substansi materi kurikulum.

Selain itu, sistem Pendidikan Terpadu mengkaji nilai-nilai dan sistem pemikiran landasan ideal Negara yaitu Pancasila, keagamaan Islam dan kearifan lokal, yaitu budaya ketimuran yang dipilih oleh lembaga sekolah untuk diimplementasikan pada visi dan misi institusinya. Pendidikan terpadu ini mengkonstruksi terbentuknya karakter yang merupakan pembentukan keimanan siswa dalam menjalankan seluruh aktivitas kesehariaannya secara kaffah. Kepribadian Islam kaffah ditandai dengan pola berpikir (aqliyah) dan pola bersikap (nafsiyah) yang distandarkan pada aqidah Islam. Konstruksi semua ilmu secara substansi berkaitan langsung dengan ilmu Islam (tsaqofah Islam) maupun ilmu pengetahuan umum. Bangunan dan proses pendidikan karakter menerapkan konsep pendidikan yang berkesinambungan dan berkelanjutan. (Sinta)