Filsafat dan Akar Teori Pedagogi Kritis

Prodi S3 Ilmu Pendidikan mengadakan kegiatan Serial Forum on Eductional Sciences yang menghardirkan Dr. Sugeng Bayu Wahyono, M.Si. Dalam paparannya, Sugeng Bayu menjelaskan bahwa Pedagogi kritis (critical pedagogy) merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya membantu murid mempertanyakan dan menantang dominasi serta keyakinan dan praktek-praktek yang mendominasi. Pedagogi kritis (critical pedagogy) dapat dimaknai sebagai pendidikan kritis yaitu pendidikan yang selalu mempertanyakan mengkritisi pendidikan itu sendiri dalam hal-hal fundamental tentang pendidikan baik dalam tataran filosofis, teori, sistem, kebijakan maupun implementasi implementasi.

Lebih lanjut Sugeng Bayu menjelaskan bahwa dalam tataran filosofis pedagogi kritis merupakan tantangan dan kritik akan kemapanan modernisme serta kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan yang bersifat opresif dalam situasi sosial yang juga opresif karena mengacu pada pandangan metanarasi/grand narasi yang mengabaikan narasi-narasi lokal. Oleh karena itu pedagogi kritis sering terkait dengan pemahaman Frankfurt dan post modernisme, non essensialisme.

Pada acara yang dihadiri oleh mahasiswa Ilmu Pendidikan dan Dosen serta Praktisi ini, Sugeng Bayu memaparkan bahwa pedagogi kritis mendapat pengaruh yang kuat dari pemikiran-pemikiran Paulo Freire seorang pendidik asal Brazil menjelaskan bagaimana pendidikan harus dilaksanakan dalam upaya membebaskan manusia situasi sosial dan pendidikan yang menekan, mendominasi dan menjadikan manusia harus menerima apa adanya dalam situasi sosial yang ada tanpa menyadari dan mengkritisi situasi tersebut.

Pedagogi kritis adalah filsafat pendidikan dan gerakan sosial yang telah mengembangkan dan menerapkan konsep dari teori kritis dan tradisi yang terkait dengan bidang pendidikan dan studi budaya. Para pendukung pedagogi kritis memandang bahwa mengajar secara inheren adalah sebagai tindakan politik, menolak netralitas pengetahuan, dan bersikeras bahwa isu-isu keadilan sosial dan demokrasi itu sendiri tidak berbeda dari tindakan belajar dan mengajar. “Tujuan dari pedagogi kritis adalah pembebasan dari penindasan melalui kebangkitan kesadaran kritis. Ketika dicapai, kesadaran kritis mendorong individu untuk mempengaruhi perubahan dalam dunia mereka melalui kritik sosial dan aksi politik” tutup Sugeng Bayu pada kegiatan yang juga didukung oleh Perkumpulan Program Studi Doktor Pendidikan (PPSDP). (ant)

.